Rabu, 02 Juli 2008




width="97" height="27" border="0">

Jumat, 27 Juni 2008

7 Keajaiban Dunia

Sekelompok pelajar kelas geografi belajar mengenai "Tujuh Keajaiban Dunia".
Pada akhir pelajaran, guru meminta pelajar tersebut untuk membuat daftar apa
yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini. Para pelajar
bergumam, tertawa, dan berpikir. Mereka membayangkan semua yang hebat, yang
mencengangkan.

Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi:
1. Piramida Besar di Mesir
2. Taj Mahal
3. Grand Canyon
4. Panama Canal
5. Empire State Building
6. St. Peter's Basilica
7. Tembok China

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar,
seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi,
sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan
daftarnya.

Gadis pendiam itu menjawab, "Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena
sangat banyaknya."

Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan
mungkin kami bisa membantu memilihnya."

Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca,"Saya pikir Tujuh Keajaiban Dunia
adalah:
1. Bisa bersyukur
2. Bisa merasakan
3. Bisa tertawa
4. Bisa mendengar

Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan. ..
5. Bisa berbagi
6. Bisa mencintai
7. Dan bisa dicintai

Ruang kelas tersebut sunyi seketika...

Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan
menyebutnya "keajaiban" sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan
lakukan untuk kita, menyebutnya sebagai "biasa".

Semoga Anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib
dalam kehidupan Anda. bersyukurlah untuk apa yg telah anda dapatkan sampai
saat ini, karena itu sesungguhnya semua merupakan suatu "keajaiban".

Kepolosan Sang Anak

Boleh pinjam uang Rp 5000 gak ??

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja."

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.

"Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok," perintah Rudi. Tetapi Imron tak beranjak. Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, "Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?" "Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini?
Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah."

"Tapi, Ayah..." Kesabaran Rudi habis.

"Ayah bilang tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000,- lebih dari itu pun ayah kasih."

"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini."

"Iya,iya, tapi buat apa?" tanya Rudi lembut.

"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.

8 Kebohongan Seorang Ibu

Delapan Kebohongan Seorang IBU

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan
membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah
ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna
sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan
terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong
mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang
anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan
saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi
nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :
"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA

Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan
waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu
berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan
bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan
yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,
ibu duduk di sampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih
menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku
makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu
menggunakan sendokku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan
ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA

Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan
kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api
untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang
untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun
dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan
dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku
berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus
kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak
capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA

Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku
pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,
ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama
beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah
selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah
disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental
tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk
ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak
haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT

Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap
sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,
dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita
pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat
kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati
yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar
maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk
menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan
nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"
---------- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA

Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan
bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak
mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit
sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang
bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu
memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang
tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya
punya duit" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM

Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika
berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja
di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud
membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku
tidak terbiasa" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker
lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di
seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk
ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya
setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku
dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya
terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas
betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat
lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air
mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti
ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "angan menangis anakku,Aku
tidak kesakitan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.

Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta
menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! "
Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon
ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita
untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita
yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk
meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah
dan ibu yang ada di rumah.
Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan
pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas
apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di
samping kita.
Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?
Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita
sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita
renungkan kembali lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu
kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di
kemudian hari.

PELANGI

Pelangi

Hampir setiap hari belakangan ini hujan mengguyur kota Jakarta sekitar pukul 3 sore dan berhenti sebelum pukul 5 sore sehingga ketika pulang kantor tidak kehujanan tapi jalanan jadi macet dimana-mana.

Sore itu hujan turun sekitar pukul 5 sore , pada saat aku dan 3 orang teman kantor sedang naik angkot, mulanya cuma gerimis kecil kemudian tiba-tiba semakin besar. Wah….bisa gawat neh kalau hujannya semakin besar , aku sudah dapat membayangkan kesulitan-kesulitan yang akan aku alami karena hujan ini … meskipun membawa payung tapi tetap saja akan kena hujan karena hujan cukup besar yang disertai angin sehingga harus memegangi payung dengan erat-erat supaya tidak terbang, belum lagi bis yang penuh sesak & tempat duduknya yang sebagian basah sehingga tidak bisa diduduki, jalanan yang macet dimana-mana…waduh, bisa sampai di rumah jam berapa ya???…

Waktu angkot sampai di tempat pemberhentian , puji Tuhan hujan sudah agak reda … aku dan teman2 turun dari angkot , kami berjalan berpayungan sambil ngobrol-ngobrol dan mencari jalanan yg tidak begitu banyak airnya alias becek supaya pakaian kami tidak kotor terciprat air.

Meskipun hujan tetapi ada sinar mahatari memantul di kaca gedung sehingga agak silau. Aku bilang sama temanku: ‘Hujan tapi kok ada sinar matahari ya???

Ketika kami hampir mendekati ujung jalan dan aku melihat ke langit … ternyata disana ada suatu pemandangan yang mempesona dan langsung membuatku tersenyum (di hatiku dan di wajahku) …’there is a rainbow’…wow…it’s so beautiful (for me) … warna-warnanya yang begitu indah membentuk busur membentang di langit…

Aku senang kalau melihat pelangi karena itu jarang ada. Langsung aku kasih tahu ke teman2ku dan mereka semua melihat ke langit dan semuanya tersenyum

Kalau aku lihat pelangi tuh langsung ingat cerita Nuh...ingat janjinya Tuhan dengan Nuh...janji Tuhan untuk kita juga kan ? (kejadian 9:13-17)

Busurku kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi“ (Kejadian 9:13).

Pada waktu aku ngeliat pelangi itu, seakan aku ngerasain sesuatu yang indah juga di hatiku…there’s a rainbow in my heart ...that make me smile & say thanks to God bcoz, di tengah hal yg menurut aku kelabu tapi Tuhan sudah berikan aku kesempatan untuk melihat dan menikmati P E L AN G I yang membentang di langit dan tersimpan di dalam hatiku

Karena tidak semua orang di jalanan melihat & menikmati keindahan pelangi itu. Mereka sibuk dengan urusan masing2 … t’gesa2 karena hujan, mencari tempat berteduh, menjaga bis yang harus dinaikinya, menyeberang dengan hati2 agar tidak terciprat/tertabrak dan sebagainya

Meskipun hujan bertambah deras dan jalanan bertambah macet sehingga menimbulkan kekacauan disana sini , seakan ada secercah harapan yg membangkitkan semangat baru.

Aku ngerasa Tuhan kasih lihat pelangi itu karena Dia ingin melihat aku tersenyum juga dan Dia juga sedang tersenyum padaku dengan melihatku tersenyum (He wants to say.., keep cheer up my girl...eventhough there’s a rain /shadow….- Thank You Lord) .

Karena Yesus mengerti Yesus peduli segala persoalan yang kita hadapi, takkan pernah dibiarkannya ku berjalan sendiri...seberat apapun masalah yang ada ,sekelam apapun lembah yang sedang kita lalui...tetap akan ada pelangi kehidupan yang akan memberi warna bagi kehidupan kita...

I send the rainbow for all my friends who are upset or in difficult times..God will make your life more colorful….

Tangan Tuhan sedang merenda
Suatu karya yang agung mulia
Saatnya ‘kan tiba nanti
Kau lihat pelangi kasihNya

MiliKi KesaBaraN


Miliki Kesabaran

ORANG yang memiliki kesabaran, tidak mudah putus asa. Kenapa? Karena ada sesuatu yang kuat di dalam dirinya. Sekalipun didera masalah bertubi-tubi, dia tidak mudah putus asa. Sementara orang yang tidak memiliki kesabaran, jika dibelit persoalan, mungkin langsung ke-cewa dan menyerah pasrah. Orang seperti ini dengan sendirinya tidak bisa menikmati cinta kasih dan pertolongan Tuhan di dalam kehidupannya karena tidak merasakan munculnya kesabaran seba-gai suatu sudut pertahanan yang bisa menguatkan dirinya.

Orang yang memiliki kesabaran, tidak akan marah tanpa arah. Dalam Alkitab ada tertulis: jangan-lah amarahmu bertahan sampai matahari tenggelam. Maksudnya, sebelum matahari tenggelam, perasaan amarah itu sudah harus hilang. Ungkapan di atas mengan-jurkan agar sifat amarah itu jangan berlarut-larut. Sebab jika kemarah-an dibiarkan berlarut-larut, akan timbul kebencian. Rasa benci yang dipelihara akan berubah menjadi dendam. Rasa dendam berpotensi mengarahkan kita melakukan suatu tindakan dosa yang dampak-nya bisa sangat mengerikan.

Meski demikian, bukan berarti pula kita tidak boleh marah, sebab Yesus sendiri pernah marah. Marahlah kalau kebenaran diper-mainkan. Marahlah kalau kebebalan dipertontonkan. Marahlah karena kedegilan dan ketololan dilakukan berulang-ulang. Marah karena hal-hal seperti itu jelas memiliki arah. Tetapi marah tanpa arah adalah marah tanpa sebab dan tujuan yang jelas. Tidak ada masalah, marah. Salah sedikit, marah-marah. Itu contoh-contoh kemarahan yang tidak punya arah. Orang yang suka marah tanpa arah, pada dasarnya sedang mem-pertontonkan bahwa dirinya tidak punya pegangan. Orang seperti ini sangat sensitif, sangat emosional. Orang yang memiliki sifat semacam ini kondisinya juga sangat labil. Kenapa? Karena dia tidak memiliki akar atau pegangan yang kuat, sehingga tidak punya daya tahan. Dan orang-orang semacam inilah yang gampang putus asa. Dari sini dapat pula ditarik se-macam kesimpulan bahwa, kemarahan itu timbul karena faktor ke-putusasaan. Kemarahan itu timbul karena
tidak berakar pada satu kekuatan yang solid sehingga membuatnya sangat labil, yang pada gilirannya membuatnya tidak memiliki kemampuan mengendalikan diri. Oleh karena itu, kita mutlak harus memiliki kesabaran sebagai sesuatu yang telah Tuhan anugerahkan ke-pada kita. Dan itu wajib kita aplikasikan dalam hidup kita sehari-hari.

Yang kedua, orang yang mem-punyai kesabaran, melihat perma-salahan sebagai anak tangga menuju kemajuan. Jika dia terbentur pada suatu masalah, dia tidak lari. Sebab dia justru melihatnya sebagai anak tangga menuju kemajuan. Karena jika ada orang yang sudah biasa dan bisa melewati masalah, dengan sendirinya dia punya pengalaman menangani/mengatasi masalah. Orang yang sudah terbiasa mengatasi masalah, dengan sendirinya daya tahannya makin bertambah. Jadi, masalah merupakan sebuah latihan baginya, sebuah ujian yang sangat penting.

Orang-orang Kristen saat ini, kebanyakan cenderung menjadi cengeng. Ini terjadi pada orang-orang yang punya anggapan bahwa dengan percaya kepada Tuhan, kita tidak bakal dapat masalah lagi. Bagi orang-orang seperti ini, Tuhan adalah tempat membereskan semua persoalan. Tuhan hanya sebagai tempat pelarian atau pelampiasan emosi. Sikap ini jelas kontra-produktif dengan ucapan Yesus, "Mau ikut Aku? Sangkal dirimu, pikul salibmu." Ucapan Yesus itu tentu tidak sejalan dengan kecenderungan kebanyakan orang Kristen masa kini yang lari ke Tuhan hanya jika sedang dilanda persoalan. Sebalik-nya, jika sedang merasa senang, kita tidak punya waktu untuk Tuhan, tetapi sibuk dengan hantu. Maksudnya kita berasyik-masyuk dengan kenikmatan duniawi yang menjerumuskan.

Inilah bentuk kecenderungan yang salah, sehingga keberimanan kita kepada Tuhan, seringkali bukan ditakar atau diukur dari bagaimana kita menyenangkan Tuhan, tetapi bagaimana disenangkan oleh Tuhan. Orang Kristen yang punya sifat semacam ini, yang inginnya hanya disenangkan Tuhan, memiliki mentalitas yang sangat payah, dan sangat tidak layak menyandang predikat sebagai laskar Kristus. Sebab yang namanya laskar, tempatnya di medan tempur, dan permintaannya bukan bagaimana disenangkan oleh Tuhan. Laskar adalah suatu posisi yang sangat terhormat, karena dia diberi kepercayaan untuk berjuang. Jadi, namanya bukan laskar jika meminta baju dengan tanda bintang kehormatan. Laskar bukan orang yang tahunya hanya makan enak dan minum nikmat. Kecenderu-ngan semacam ini tentu membuat orang menjadi malas dan bahkan membahayakan bagi orang lain.

Seorang pengusaha sukses, tentu berjuang sehingga mampu membangun perusahaannya. Se-dangkan orang yang selama ini mendapat banyak fasilitas, keba-nyakan mengalami kegagalan. Banyak contoh membuktikan bahwa generasi pertama yang membangun sebuah perusahaan besar adalah orang-orang gigih, punya semangat juang tinggi, pantang menyerah meskipun didera berbagai kesulitan dan kesusahan yang luar biasa. Namun, tidak jarang anak-anaknya atau cucu-cucunya yang merupakan generasi kedua dan ketiga, yang tidak pernah merasakan masa-masa susah dan sulit, justru mereka inilah yang membuat perusahaan hancur. Tapi perlu diingatkan pula bahwa tidak semua orang mesti dibuat susah dulu, supaya berhasil. Yang jelas kita dituntut untuk bisa menghadapi segala masalah dan bertumbuh di situ.

Konsep ini harus ditanamkan supaya kita melihat bahwa setiap permasalahan itu adalah anak tangga menuju kemajuan. Jangan memotong kompas untuk bisa lari ke jalan yang mungkin lebih mudah, tetapi salah. Misalnya, jika sakit, kita berdoa supaya disembuhkan Tuhan. Namun saat Tuhan 'memperlambat' proses penyembuhan dalam rangka menguji, kita lari ke dukun. Ini jelas suatu contoh mentalitas yang payah.

Orang yang memiliki kesabaran memiliki daya tahan yang tangguh karena ada pengharapan yang kuat. Pengharapan dari mana? Pengharapan akan kasih Kristus. Pengharapan akan kasih yang menggelora dan terus berkem-bang dalam batin, membuat kita sangat kuat luar biasa.